Senin, 26 Maret 2012



SUSTAINABLE BUILDING
Konsep Dasar dan Pengembangan Sustainable Building Berdasarkan Prinsip Holcim Sustainable Development
Studi Kasus : Low-energy  mediatheque Rio de Janeiro, Brazil (Global Holcim Awards 2009)

Abstrak
            Kondisi alam yang sudah tidak bersahabat, memaksa para manusia untuk berfikir bagaimana cara untuk mempertahankan sumber daya alam yang tersisa di Bumi ini. Begitu pula dengan arsitek, yang dituntut untuk menciptakan sebuah karya arsitektur yang turut serta dalam proses keberlanjutan sumber daya alam tersebut.  Sustainable building sebagai salah satu tema arsitektur yang dikaitkan dengan tema ekologi atau lingkungan kini banyak diterapkan pada karya arsitektur modern. Namun tidak hanya aspek lingkungan saja yang perlu dipertahankan, tetapi ada aspek lainnya yang juga butuh untuk dijaga keberlanjutannya. Sustainable development memberi jawaban atas kebutuhan tersebut. Holcim sebagai penggagas prinsip-prinsip sustainable, ingin mengetahui tingkat kepedulian para arsitek dalam rangka menjaga keberlanjutan tersebut. Low-energy  mediatheque yang menjadi konsep dalam perancangan perpustakaan di Pontificial Catholic University (PUC) di Rio de Janeiro menjadi salah satu peserta Global Holcim Awards 2009. Melalui kajian ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar aspek sustainable development yang diterapkan, serta aspek-aspek mana saja yang paling ditekankan pada perancangan ini.

Pendahuluan
Arsitektur dengan bertemakan ekologi, dewasa ini sangatlah diminati dan banyak diterapkan pada bangunan modern karya arsitek. Sustainable building menjadi salah satu dari sekian banyaknya tema ekologi yang diterapkan dalam arsitektur disamping tema-tema ekologi yang lain seperti : green architecture, zero energy building, dan lain sebagainya. Meskipun terkesan sama dengan tema ekologi lainnya, Sustainable Building memiliki cakupan yang lebih luas. Tidak hanya membahas ekologi saja, tetapi sustainable juga memperhatikan keberlanjutan dari aspek-aspek yang lain, di antaranya : aspek ekonomi, sosial budaya, dan lain sebagainya. Jadi, Sustainable building ialah : sebuah tema yang berkaitan dengan arsitektur untuk mempertahankan keberlanjutan dari sumber daya alam, sosial budaya, serta perekonomian agar dapat bertahan lebih lama. Menurut Holcim Sustainable development, ada lima prinsip dari sustainable building yang disebut sebagai 5P, yaitu : planet, people, properity, progress, dan proficiency. Dalam paper ini, akan dijelaskan pendekatan dan pengembangan terhadap 5P dari sebuah karya arsitektur yang menjadi finalis dari Global holcim Award 2009. Dari sini, akan dikaji mengenai prinsip 5P yang telah diterapkan pada karya arsitektur tersebut sebagai sebuah bangunan yang berkelanjutan.
 
Lighthouse for the Knowledge Society : Low-energy  mediatheque Rio de Janeiro, Brazil
Low-energy mediatheque merupakan sebuah metamorfosis dari bangunan perpustakaan yang didirikan sebagai salah satu unit institusi dari Pontificial Catholic University of Rio (PUC-Rio). Sebagai universitas swasta tertua di Brazil, PUC-Rio ingin menciptakan sebuah perpustakaan yang tidak hanya sebagai ruang membaca saja, tetapi juga sebagai ruang publik dengan berbagai fungsi penunjang lainnya. Angelo Bucci, salah satu anggota SPBR yang merupakan tim kecil aristektural studio di Sao Paulo ingin merancang sebuah bangunan perpusatakaan yang melingkupi semua golongan. Tidak hanya penekanan terhadap buku dan pembacanya saja, tetapi lebih ke korelasi sosial yang terjadi di dalamnya. Melalui Low-Energy Mediatheque ini, diharapkan perpustakaan di PUC-Rio ini bisa menjadi icon bagi universitas, serta simbol pengetahuan manusia yang melingkupi lingkungan di sekitarnya.
Sesuai dengan tema sayembara yang diadakan oleh Holcim, perancangan perpustakaan ini selayaknya telah menerapkan konsep keberlanjutan yang telah disusun oleh Holcim Sustainable developement yang disebut 5P. Sebagai finalis dari Global Holcim Award 2009, Low-Energy mediatheque tentunya tidak akan melewatkan salah satu dari kelima aspek keberkanjutan tersebut. Namun, tetap saja di antara kelima aspek tersebut terjadi penekanan di salah satunya. Melalui paper ini akan dikaji seberapa besar penerapan konsep sustainable development, dan aspek mana saja yang dominan di terapkan pada perpusatakaan ini.

Planet
Yang dimaksud planet dalam hal ini adalah nilai keberlanjutan dari sebuah karya arsitektur atas lingkungannya. Dengan kata lain seberapa besar bangunan tersebut dapat berperan dalam mempertahankan sumber daya alam untuk keberlanjutannya di masa mendatang. Dengan mengambil judul Low-Energy Mediatheque, terlihat bahwa perancang perpustakaan ini ingin menerapkan penggunaan energi yang seminimal mungkin demi ketersediaannya di masa depan. Konsep keberlanjutan dari aspek lingkungan dapat diterapkan dari berbagai sisi. Dari penggunaan lahan, mediatheque ini berada tepat di atas struktur bangunan lama yang sudah ada dengan struktur penghubung hanya di empat titik. Dengan begitu pengguanaan lahan sudah tidah lagi mencari lahan baru yang masih kosong, dan tidak juga menghancurkan secara total struktur bangunan lama yang sudah ada. Tidak ada perataan tanah, cut dan fill, ataupun tebang menebang pohon.
Dari segi penggunaan energi, dengan judul Low-Energy Mediatheque berarti segala macam energy yang dibutuhkan oleh manusia maupun bangunan itu sendiri haruslah dilakukan secara hemat. Pada umumnya penggunaan energi yang paling tampak adalah pencahayaan. Perpustakaan menuntut ruang baca memiliki pencahayaan yang cukup agar para pembaca dapat membaca dengan jelas. Sisi utara dan selatan dari ruang baca dibuat terbuka, sehingga perolehan cahaya matahari dari pagi hingga sore memiliki intensitas yang sama. Selain untuk pencahayaan alami, bukaan di sisi utara dan selatan juga berfunsi sebagai penghawaan, sehingga penggunaan pendingin ruangan dapat diminimalisir. Bukaan di sisi utara dan selatan juga bertujuan untuk menghindari cahaya matahari langsung dari sisi timur dan barat. Selain itu, atap perpustakaan juga dibuat semacam kolam yang dituangkan pada pelapis atap tersebut sebagai isolator thermal dari panas matahari tanpa mengurangi cahayanya yang akan masuk ke dalam ruangan. Kolam tersebut juga berfungsi sebagai pengendali suhu di dalam ruangan. Selain sebagai fungsi pengendali thermal, kolam pada atap bangunan juga berfungsi sebagai water reservoir untuk penggunaan darurat ketika terjadi kebakaran. Material dinding yang digunakan adalah plat baja 5 mm yang diekspos sedemikian rupa, sehingga dapat mengontrol suhu di dalam ruangan dengan menghalangi suhu luar yang panasnya hingga 40⁰ C masuk ke dalam ruangan. Pola ruangan yang memanjang dengan posisi rak buku yang menempel pada dinding sehingga ruangan terkesan luas.
            Dari aspek ekologi, Low-energy Mediatheque memang dirancang dengan kepedulian yang tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan. Mulai dari penghematan penggunaan listrik dalam berbagai kenyamanan pengguna hingga bentukan massa yang mengikuti perilaku alam yang pada akhirnya juga dapat menguntungkan bagi pengguna itu sendiri. Low-energy Mediatheque merupakan alternatif yang baik bagi bangunan perpustakaan yang sustainable bagi lingkungan.

People
            People adalah salah satu aspek dari sustainable development yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia. Penekanan aspek ini adalah mewujudkan sebuah karya arsitektur yang dapat melayani segala kebutuhan manusia dari segi sosialnya dalam jangka waktu yang lama. Perpustakaan dengan tema Low-Energy Mediatheque ini, pada mulanya dirancang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang haus akan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sebagai otak universal yang berisi kumpulan buku tentang ilmu pengetahuan dan lain sebagainya menjadi tempat menarik bagi orang-orang yang gemar membaca. PUC-Rio ingin menjadikan perpustakaannya agar dikunjungi tidak hanya bagi yang gemar membaca saja, namun diharapkan semua orang dapat menikmati ruangan perpustakaan sebagai tempat favoritnya. Maka dari itu, perlu adanya fasilitas tambahan sebagai penunjang yang bisa dinikmati semua orang, sehingga yang berkunjung di perpustakaan tidak hanya para kutu buku saja. Seiring dengan perkembangan PUC-Rio sebagai kampus ternama di Brazil, dibutuhkan tambahan ruang lagi sebagai galeri pameran serta auditorium. Perkembangan teknologi dengan fasilitas-fasilitas yang memudahkan manusia kini telah dikembangkan. Hal ini menuntut perpustakaan untuk menyediakan unit komputer yang memiliki koleksi buku digital. Disediakan ruang untuk 800 unit komputer terminal agar pengunjung dapat mengakses buku digital dengan mudah. Perpustakaan juga membentuk sebuah space yang luas di ruang baca dengan bukaan di arah utara dan selatan, serta balkon dengan view keluar yang menarik semata-mata untuk memanjakan pengunjung agar perpustakaan dapat dinikmati oleh semua golongan.
            Fungsi terpadu yang dimiliki perpustakaan ini, merupakan sebuah wujud nyata dalam penerapan  aspek keberlanjutan dalam sisi sosialnya. Lighthouse for the knowledge society, yang juga merupakan tema dari perpustakaan ini merupakan bukti bahwa penekanan nilai keberlanjutan tidak hanya pada aspek lingkungan dengan konsep low-energy-nya saja. Perpustakaan sebagai mercusuar ilmu pengetahuan dan sosial juga menekankan pada nilai kepemusatan dalam pencarian ilmu serta interaksi sosial. Dengan adanya perpustakaan ini diharapkan bisa menjadi sebuah plaza ilmu yang baru bagi para mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Prosperity
Prosperity merupakan sebuah aspek keberlajutan yang berhubungan dengan keuntungan dan kemakmuran pemiliknya. Bangunan yang sustainable dari aspek prosperity haruslah sanggup menghidupi perekonomian pemilik dari bangunan untuk jangka waktu yang lama. Karena perpustakaan ini bukanlah karya arsitektur yang dirancang untuk tujuan komersial, jadi aspek prosperity bisa dikatakan berbeda. Prosperity dalam hal ini bisa berarti kemampuan perputakaan ini untuk dapat menarik pengunjung sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang lama. Hampir bisa dikatakan mirip dengan aspek people pada sustainable development. Seperti makna kata dari prosperity yang berarti kesejahteraan atau kemakmuran, perpustakaan bisa dikatakan sejahtera jika ia dapat menarik dan menampung pengunjung sebanyak-banyaknya. Dengan begitu, ketika perpustakaan beralih fungsi menjadi pusat kegiatan komersial, pengunjung yang banyak tersebut akan menjadi sumber keuntungan bagi pengelolanya.
Khusus untuk perpustakaan, karena memang bukan sebuah bangunan yang difungsikan untuk tujuan komersial, makna prosperity akan dimaknai berbeda dengan biasanya. Namun di sisi lain, perpustakaan ini bisa menjadi sumber keuntungan bagi universitas ketika bangunan tersebut sudah dikenal oleh masyarakat luas yang akan menambah ketertarikan para calon mahasiswa untuk masuk ke universitas tersebut.

Progress
Progress berarti inovasi yang ditawarkan dari karya arsitektur dan tentunya mengandung unsur keberlanjutan. Inovasi merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah diterapkan di mana pun. Inovasi tersebut bisa berasal dari segala aspek yang berhubungan dengan aspek-aspek sustainable development yang telah dibahas sebelumnya. Dari pengkajian aspek sustainable sebelumnya, inovasi yang diterapkan pada perpustakaan ini lebih mengarah ke aspek planet. Beberapa inovasi diterapkan guna menunjang low-energy building pada perpustakaan. Seperti penerapan kolam pada atap bangunan yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai reservoir air yang akan digunakan untuk cadangan air. Pada perpustakaan ini kolam lebih difungsikan sebagai thermal isolator untuk menjaga suhu di dalam ruangan sehingga dapat meminimalkan penggunaan pendingin ruangan (AC). Inovasi yang telah diterapkan pada perpustakaan ini bisa menjadi sebuah alternatif dalam menghemat penggunaan energi pada karya arsitektur lainnya.



Proficiency
Pada dasarnya proficiency merupakan syarat bagi semua karya arsitektur. Kandungan unsur estetika yang menarik menjadi salah satu alasan mengapa sebuah bangunan dirancang dengan menggunakan jasa arsitek. Aspek proficiency yang menjadi salah satu aspek dalam sustainable building merupakan nilai estetika dari sebuah bangunan yang dapat berlaku hingga jangka waktu yang lama. Dalam rancangan low-energy mediatheque ini, aspek estetika diperlihatkan melalui bentuk bangunan yang tidak biasa. Kesan melayang pada bangunan karena letaknya yang berada tepat dibawah bangunan dengan disangga oleh kolom struktur di empat titik. Ekspos material dinding yang berbahan plat baja 5 mm merupakan bentuk penerapan filosofi dari gaya arsitektur modern di Brazil. Bentukan massa yang mengikuti kondisi lansekap, selain bertujuan untuk mempertahankan keutuhan vegetasi di sekitarnya, juga menimbulkan bentuk unik dan dinamis.
Fasad bangunan secara umum tidaklah terlihat mencolok bahkan terkesan masif. Namun bentuknya yang tidak biasa menjadikannya sebagai bangunan yang monumental. Perancangan perpustakaan di PUC-Rio dengan konsep low-energy mediatheque, selain mengunggulkan ide hemat energi juga berupaya untuk mempertahankan kebudayaan arsitektur modern Brazil yang kini tergeser oleh gaya arsitektur post-modern.

Kesimpulan
Perpustakaan PUC-Rio de Janeiro dengan konsep Low-energy Mediatheque menjadi contoh dalam penerapan aspek sustainable development. Aspek-aspek keberlanjutan yang tersusun atas prinsip 5P, kesemuanya diterapkan pada karya arsitektur ini. Namun bagaimanapun juga, ada penekanan di salah satu aspeknya. Dari konsep rancangan perpustakaan yang mengusung judul Lighthouse for the Knowledge Society : Low-energy  mediatheque, pada mulanya menekankan aspek people dengan harapan perpustakaan dapat dinikmati oleh semua orang dari seluruh kalangan. Aspek sosial juga erat kaitannya dengan lingkungan sebagai tempat tinggal bagi manusia itu sendiri. Sehingga penghematan penggunaan energi pada bangunan juga ditekankan sebagai penerapan aspek planet dalam sustainable development. Dengan kata lain, aspek 5P yang paling terlihat pada karya arsitektur ini adalah aspek people dan aspek planet.

Senin, 12 Maret 2012

HADITS PALSU DAN SEJARAH MUNCULNYA

Bersama : Nofita Sari

Kemunculan Hadits palsu dimulai bersamaan dengan terjadinya konflik intern dalam kubu umat Islam. Orang-orang yang terlibat dalam pertikaian konflik politik dalam kubu umat Islam itulah yang menjadi dalang dari kemunculan hadits-hadits palsu. Pertikaian tersebut bermula semenjak terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, yang mengakibatkan kondisi kesatuan umat Islam menjadi kacau. Di kala itu, beberapa golongan yang merasa paling berhak menjadi penguasa yang menggantikan khalifah ketiga tersebut saling bertikai satu sama lain. Kondisi tersebut juga dimanfaatkan oleh para Yahudi yang berusaha menyusup untuk menperunyam keadaan. Puncak dari munculnya hadits palsu yaitu ketika terjadi konflik antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyyah bin Abi Sufyan. Salah satu pihak saling memperkuat diri dengan menciptakan hadits palsu yang isinya seakan-akan mendukung pihak tersebut dan menjatuhkan pihak yang lain.
Pemicu munculnya hadits-hadits palsu tidak sebatas karena konflik politik saja, melainkan ada faktor-faktor lain. Namun para ulama’ ahli hadits tidak tinggal diam atas munculnya peristiwa ini. Beberapa upaya dilakukan untuk mencegah hadits-hadits tersebt menyebarluas dan mengembalikan ajaran agama Islam ke arah yang sesungguhnya tanpa adanya unsur-unsur dusta dan ambisi belaka.   
                       
A.    Pengertian Hadits Palsu
Hadits Palsu atau yang biasa dikenal dengan sebutan Hadits Maudhu’ memiliki beberapa pengertian. Secara etimologi, Hadits Maudhu’ memiliki arti : Menggugurkan, meninggalkan, mengada-ada atau membuat-buat. Secara terminologi, menurut ulama’ ahli hadits, hadits Maudhu’ berarti “sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW secara mengada-ada atau dusta, padahal beliau sama sekali tidak sabdakan, kerjakan, dan taqrir-kan.
Para pencipta hadits palsu menggunakan istilah-istilah atau ungkapan para ahli hikmah, agar memiliki makna yang berkesan indah. Selain itu jua menggunakan ungkapan para tabi’in, ulama’, kisah-kisah israilliyat atau mereka mengarang sendiri untuk mengungkapkan suatu permasalahan layaknya sebuah hadits sebenarnya. Betapa pun indahnya kata-kata yang dirangkai oleh pengarang hadits palsu, tetap aja hadits palsu merupakan hadits yang kualitasnya paling buruk.
Hadits palsu memang menimbulkan banyak dampak yang buruk bagi agama. Selain merusak ajaran-ajarn agama Islam, juga meracuni keyakinan dan pola pikir orang-orang yang mempercayainya. Maka dari itu maka ulama’-ulama’ hadits mengharamkan periwayatan hadits palsu atau Maudhu’ kecuali dalam rangka pembelajaran untuk dapat mengetahui contoh-contoh hadits maudhu’ tanpa ada tujuan untuk mempercayainya apalagi mengikutinya.

B.     Faktor Pemicu Timbunya Hadits Palsu
Ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya hadits-hadits palsu / Maudhu’, antara lain :
·      Fanatisme terhadap salah satu golongan politik
Munculnya kaum-kaum fanatik pembela golongan-golongan politik merjadi awal mula penyebab munculnya hadits-hadits palsu. Perpecahan umat Islam menjadikan tumbuhnya golongan-golongan fanatik buta yang saking fanatiknya hingga berani membuat hadits-hadits palsu yang isinya mendukung tokoh-tokoh pada golongan tersebut dan menjatuhkan golongan-golongan yang lain. Ada beberapa contoh hadits palsu yang berisi sanjungan terhadap dua tokoh yang saling bertentangan yaitu :
“Ali sebaik-baik manusia, barang siapa meragukannya maka dia kafir”
“Sosok yang berkarakter jujur ada tiga : aku, Jibril, dan Muawiyyah”
Kaum Rafidhah Syi’ah yang merupakan pendukung sayyidina Ali merupakan golongan yang banyak memalsukan hadits. Al-Kholili dalam kitab Irsyad mengatakan bahwa kaum Rafidhi talah memalsukan lebih dari 13.000 hadits yang isinya sanjungan terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib dan kecaman terhadap dua Khalifah pertama yaitu Abu Bakar dan Umar bin Khattab radhiallaahu’anhuma.
             
·      Untuk merusak agama Islam
Dilakukan oleh kau zindik, yaitu kaum yang tidak memiliki agama/kepercayaan (atheis) yang berkedok Islam dan menyimpan kedengkian dan kebencian yang mendalam kepada umat Islam. Pada mulanya mereka ingin merusak ajaran agama Islam melalui Al-Qur’an, namun karena tidak ada yang dapat menandingi keotentikan isi dari Al-Qur’an, mereka gagal dan beralih ke pembuatan hadits palsu. Pada masa pemerntahan al-Mahdi al-Abbasi, terdapat seorang kafir zindik yang mengaku telah memalsukan lebih dari 14.000 hadits dan isinya sangat bertentangan dengan ajaran Islam karena telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram.
Salah satu contoh hadits palsu yang mereka buat yaitu :
“Aku adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi setelahku, kecuali jika Allah menghendaki.”
“Saya melihat Tuhanku di Arafah pada hari Arafah, Dia berada di atas onta dengan membawa dua sarung.”

·      Mencari muka kepada para pembesar
Cara ini dilakukan oleh para ahlu hikayah (tukang cerita) yang ingin mendapatkan kedudukan yang dekat dengan para penguasa dan pembesar ataupun untuk mendapatkan materi atau harta dengan menciptakan hadits palsu. Seperti contoh pada masa pemerintahan al-Mahdi al Abbasi pada dinasti Abbasiyah, ketika itu datang seorang ahlu hikayah bernama Ghiyats bin Ibrahim ketika al-Mahdi sedang bermain adu merpati. Kemudian al-Mahdi bertanya kepadanya, “coba jelaskan tentang hadits yang kau ketahui dari rasulullah”. Ghiyats kemudian menjawab, “Rasulullah SAW bersabda : Tidak boleh seseorang melakukan lomba dan aduan kecuali pada ketangkasan memanah, menunggang kuda, dan onta.”  hadits berhenti di sini, namun Ghiyats menambahkan, “atau yang bersayap”.
                        Mendengar pernyataan tersebut al-Mahdi memberi imbalan kepada Ghiyats. Setelah ia pergi al-Mahdi berkata, “ ketahuilah bahwa dia itu seorang pendusta.” Kemudian al-Mahdi memotong merpatinya dan tidak pernah bermain adu merpati lagi.

·      Bertujuan untuk targhib wa Tarhib
Berbeda dengan faktor-faktor lain sebelumnya, targhib wa tarhib bermula dari tujuan yang baik, namun tidak disertai dengan pemahaman yang baik pula. Mereka yang menciptakan hadits palsu ini merupakan sekelompok orang yang menisbatkan dirinya sebagai seorang sufi. Hadits palsu yang mereka buat bertujuan untuk mengajak orang berbuat kebaikan atau kembali ke jalan yang lurus. Memang apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yang baik, namun tanpa disadari mereka telah melakukan dusta besar pula yang mengatasnamakan Rasulullah SAW. seperti contoh pada hadits berikut :
“barang siapa mengucapkan Laa Ilaha illallah maka Allah akan menciptakan baginya -pada setiap kalimat- seekor burung yang paruhnya terbuat dari emas dan bulunya dari permata dan.... ”
Selain hadits di atas, termasuk pula hadits-hadits tentang fadhilah membaca surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an. Hadits-hadits tersebut sebenarnya tujuannya baik, yaitu untuk memotivasi umat Islam untuk selalu berdzikir kepada Allah dan istiqomah dalam membaca Al-Qur’an. Namun bagaiman pun juga hadits palsu tetap saja palsu. Kita harus tetap berhati-hati agar tidak terjerumus untuk meyakininya.  

C.    Indikasi Hadits Palsu
Tanda-tanda kepalsuan sebuah hadits dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu : Aspek Perowi dan Aspek Redaksi Hadits yang diriwayatkan.
·         Aspek Perowi
Tanda-tanda hadits palsu jika dilihat dari aspek ini kebanyakan diketahui melalui pengakuan pemalsunya sendiri. Seperti pengakuan Abdul Karim bin Auja’ ketika hendak dipenggal kepalanya. Ada pula pengakuan dari ibn Abdu Robbi al-Farisi yang memalsukan hadits tentang fadhilah Al-Qur’an. Beliau mengatakan bahwa hadits-hadits tentang keutamaan membaa Al-Qur’an dibuat agar orang–orang Islam mau kembali membaca dan mengkaji Al-Qur’an ditengah kesibukannya mengkaji ilmu fiqih Abi Hanifah.
Palsunya hadits juga dapat diindikasikan dari ungkapan para perowi yang secara tidak langsung mengungkapkan sebuah pengakuan. Misal seorang perowi hadits mengatakan telah mendengar hadits dari seseorang padahal keduanya tidak hidup pada zaman yang sama, dan itu telah membuktikan bahwa perowi tersebut dusta.
·         Aspek Redaksi
Perbedaan redaksi antara hadits nabi dengn hadits palsu (maudhu’) telah dipelajari para ulama’ hadits untuk menjaga kemurnian hadits agar tidak terkontaminasi dengan hadits-hadits palsu. Ada beberapa tanda kepalsuan sebuah hadits dilihat dari matannya, antara lain :
a.         Maknanya rancu, tidak masuk akal jika Rasulullah SAW yang mengatakan seperti itu. Seperti hadits palsu yang berbunyi “seandainya beras itu orang, niscaya dia sosok yang bijak, tidak dimakan oleh orang kecuali akan mengenyangkan.” Redaksi hadits tersebut dianggap tidak mencerminkan kedalaman makna yang biasa diungkapkan pada hadits nabawi.
b.        Bertentangan dengan nash Al-Qur’an atau hadits shahih serta Ijma’. Seperti contoh hadits maudhu’ yang dibuat oleh penyembah berhala, “seandainya seseorang berbaik sangka terhadap batu niscaya batu itu akan memberikan manfaat baginya.” Pertentangannya dengan ajaran Islam, bahwa batu tidak akan bisa memberikan manfaat dengan sendirinya. Atau hadits maudhu’, “anak yang lahir dari hubungan zina tidak akan masuk surga tujuh keturunan.” Hadits ini bertentangan dengan ajaran Islam bahwa seseorang tidak akan mewarisi dosa dari orang lain.
c.         Bertentangan dengan akal sehat. Seperti hadits maudhu’, “pakailah cincin akik, karena bercincin akik dapat menghindarkan dar kefakiran.” Tentu hal tersebut tidak dapat diterima oleh akal, karena fakir tidaknya seseorang tidak ada hubungannya dengan menggunakan cincin akik.
d.        Bertentangan dengan ilmu kesehatan. Ada beberapa hadits maudhu’ yang menjelaskan tentang khasiat dari makanan tertentu. Seperti contoh, “terong obat segala penyakit”. Padahal hingga saat ini belum ada yang dapat membuktikan tentang pernyataan tersebut.
e.         Berisi tentang pahala yang besar atas perbuatan yang sederhana. Seperti contoh hadits maudhu’ tentang pahala puasa sunnah, “barang siapa berpuasa sunnah sehari maka ia akan diberi pahala seperti melakukan seribu kali haji, seribu umroh, dan mendapat pahala nabi Ayyub.” Meskipun puasa sunnah memang mendapatkan pahala, namun tidak seperti yang dikatan tersebut, apalagi hingga menandingi pahala seorang Nabi.
f.         Tentang sanksi yang berat atas kesalahan yang kecil. Seperti contoh hadits maudhu’, “barang siapa makan bawang pada malam jum’at maka ia akan dilempar ke neraka hingga kedalaman tujuh puluh tahun peralanan.”
g.        Berisi tentang permasalahan besar namun tidak diriwayatkan kecuali oleh seorang saja. Hadits madhu’ ini berupa dukungan kepada seorang tokoh pada golongan tertentu yang terjadi ketika pergolakan politik dalam kubu umat Islam. Seperti contoh, “Ali adalah orang yang ku wasiati (untuk memimpin).” Padahal tidak ada sahabat yang memilih pemimpinnya berdasarkan sebuah hadits yang menyebutkan nama seorang secara jelas. Mereka menentukan pemimpin berdasarkan sebuah musyawarah mufakat.

D.    Referensi Hadits-Hadits Palsu
Demi menjaga keaslian hadits-hadits Nabawi dari campuraduknya dengan hadits maudhu’, dilakukan beberapa upaya dari para ulama’ hadits. Salah satunya yaitu menghimpun hadits-hadits Maudhu’ tersebut menjadi sebuah kitab. Adapun karya-karya ulama’ hadits yang berisi tentang hadits Maudhu’ antara lain :
·         Kitab Al-Maudhu’at, karya Imam al-Hafidz abi al-Farj Abdurrahman ibn al-Jauziy. Merupakan buku pertama dan terpopuler yang membahas tentang hadits palsu. Namun, karya ini juga menuai banyak kritik akibat banyak hadits yang belum terbukti kepalsuannya, juga karena beliau juga memasukkan hadits hasan bahkan hadits shahih ke dalam buku ini.
·         Kitab Al-La ali’ al-Mashnu’ah fi al-Hadits al-Maudhu’ah, karya al-Hafidz Jalaluddin ash-Shuyuti. Merupakan revisi dari karya al-Jauziy sebelumnya.
·         Kitab Tanzih al-Syari’ah al-Marfu’ah ‘an al-Hadits al-Syani’ah al-Maudhu’ah, karya al-Hafidz abi al-Hasan Ali bin Muhammad bin Iraq al-Kanani. Kitab ini juga merupakan revisi dari kitab al-Jauziy. Dalam kitab ini, merevisi tiga hal dalam kitab sebelumnya, yaitu : hanya meletakkan hadits Maudhu’ yang disepakati oleh para ulama’ hadits kemaudhu’annya, meletakkan secara khusus hadits-hadits Maudhu’ yang belum disepakati kemaudhu’annya, serta menambahkan hadits-hadits Maudhu’ yang belum ada pada kitab sebelumnya. Selain itu, dalam kitab ini juga mencantumkan nama perowi yang menjadi pemalsu hadits.

E.     Usaha para Ulama dalam Memberantas Hadits Maudhu’
Keberadaan para ulama’ hadits sangat berperan penting dalam menjaga keotentikan sebuah hadits nabawi. Ada beberapa usaha yang beliau rangkai untuk menjaga kemurnian dan keaslian hadits-hadits nabi dari sentuhan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di antara usaha-usahanya yaitu :
·         Mangharuskan perowi untuk mencantumkan sanad dalam periwayatan hadits. Hal semacam ini, memang belum dilakukan hingga terjadinya konflik politik dalam kubu umat Islam. Hal ini dilakukan agar periwayatan hadits lebih terjaga dan terkendali, hingga tidak semua orang dapat meriwayatkan hadits secara sembarangan.
·         Penglasifikasian hadits dalam sebuah buku tersendiri, agar tidak tercampur dengan hadits-hadits maudhu’.
·         Membuat kaidah-kaidah untuk mengetahui kepalsuan sebuah hadits. Kaidah-kaidah tersebut tersusun dalam sebuah disiplin ilmu al-Jarh wa Ta’dil.
·         Adanya klasifikasi hadits berdasarkan kualitas maupun kuantitas sanadnya, serta kriteria yang digunakan untuk menentukan hal tersebut. Juga dilakukannya kodifikasi hadits dengan harapan dapat menjaga kemurnian hadits di kala banyaknya penghafal hadits yang wafat.
·         Di samping itu, perlu juga upaya dari umat Islam secara keseluruhan. Paling tidak upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindai penyebarluasan hadit-hadits palsu dan memeplajari secara mendalam tentang ilmu-ilmu hadits, agar tidak terjerumus untuk meyakini sebuah hadits maudhu’.


REFERENSI
            Smeer, Zeid B. 2008. ULUMUL HADIS Pengantar Studi Hadis Praktis. UIN-Malang Press: Malang.
            Pettalongi, M Noor Sulaiman. 2008. Antogi Ilmu Hadits. Gaung Persada Press: Jakarta.
            Zuhdi, Masjfuk. 1993. Pengantar Ilmu Hadits. PT Bina Ilmu: Surabaya.
            Koho, A Yazid Qasim. 1977. Himpunan Hadits-Hadits Lemah dan Palsu. PT Bina Ilmu: Surabaya.

High Rise Building, Apakah Hanya Untuk Komersial Saja?

Mall, hotel berbintang, rental office, dan apartemen merupakan bangunan yang didirikan sebagai fasilitas yang dijual kepada masyarakat. Bangunan-bangunan komersial tersebut terdiri atas beberapa unit yang disewakan atau dijual dengan harga yang tentunya tidaklah murah. Masyarakat yang tinggal di apartemen, atau masyarakat yang bekerja di sebuah perusahaan dengan  kantor yang berada di salah satu unit sebuah rental office, ataupun masyarakat yang membiasakan diri dengan berbelanja untuk kebutuhan sehari-harinya di mall dan menyewa hotel sebagai tempat menginap sementara, secara pandangan sosial mereka bukanlah orang sembarangan. Mereka bukanlah lagi orang yang bingung memikirkan tentang bagaimana cara mendapatkan uang untuk makan di hari esok seperti kebanyakan masyarakat kecil di Indonesia. Sebaliknya, mereka adalah orang yang bingung memikirkan bagaimana caranya menghabiskan uang. Untuk sekali tidur di hotel berbintang lima saja, mereka harus membayar 1,5 sampai 10 juta rupiah. Andaikan saja uang tersebut bisa dikumpulkan dan disumbangkan untuk membangun sebuah masjid, alangkah beruntungnya ia karena dengan begitu berarti ia telah memesan sebuah unit apartemen super mewah di surga nanti. Insya Allah.

Mungkin saya tidak mempermasalahkan orang-orang yang kebingungan untuk menghabiskan uang atau mencari uang sebanyak-banyaknya tersebut. Biarlah mereka tetap berada dalam kebingungan itu. Yang menjadi masalah adalah karya-karya arsitektur high rise yang melayani segala kebutuhan para pembuang uang tersebut. Mall, hotel berbintang, rental office, apartemen mewah, dan bangunan komersial elit lainnya biasanya dibangun dengan lebih dari 10 lantai. Bahkan sekarang yang sedang tren adalah mix used building atau bangunan multi guna yang merupakan satu bangunan namun terdiri atas beberapa fungsi komersial seperti yang telah disebutkan tadi. Sehingga berdirinya mix used building tersebut membentuk sebuah skyscraper atau gedung pencakar langit, karena membutuhkan banyak lantai untuk menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut. Untuk mendirikan sebuah mix used building dalam skala skyscraper tentunya dibutuhkan cost yang luar biasa banyaknya. Namun untuk urusan bisnis, tentunya perusahaan pengembang pembangunan mix used building tersebut tidak kehilangan cara untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar sebagai penambal dari modal pembangunan yang banyak tersebut. Mereka memberikan added value pada bangunan tersebut sehingga mereka pantas memberikan harga jual jauh lebih mahal untuk tiap produk yang disediakan oleh mix used building tersebut. Added value yang biasanya diberikan adalah lokasi yang strategis, akses yang cepat dan mudah, tampilan bangunan yang menarik dan unik, serta penambahan fasilitas lainnya yang tidak tersedia di bangunan lainnya yang sejenis. Jika berbicara tentang high rise building, sepertinya akan menjadi sebuah lahan komersial yang menggiurkan untuk dikembangkan dan terus dikembangkan hingga keuntungan tak terhingga yang akan didapatkan.

Apakah high rise building memiliki dampak negatif? karena saya belum pernah membangun sebuah high rise building, jadi saya tidak tahu pastinya. Namun, jika dilogika saja, dampak negatif dari berdirinya sebuah high rise building yang bertujuan komersial pastilah ada. Secara ekologi saja, bangunan komersial tersebut sangat tidak ramah lingkungan. Penggunaan pendingin ruangan yang pastinya tidak dapat dihindari penggunaannya menyebabkan pencemaran lingkungan melalui pemakaian bahan CFC pada AC yang juga dapat mempengaruhi menipisnya lapisan ozon. Belum lagi dampak dari penggunaan material kaca yang dominan pada bangunan tinggi. Penggunaan energi lainnya seperti air dan listrik pada high rise building tentunya juga menambah beban kota dalam memenuhi seluruh kebutuhan energinya. Selain pengaruhnya terhadap lingkungan, dampak high rise building dari segi sosial dan budaya juga sangat signifikan. Keberadaan mall sebagai pusat perbelanjaan modern mengubah gaya hidup seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Anggapan atas status sosial yang terangkat ketika seseorang tinggal di sebuah apartemen mewah juga menjadikan seseorang dengan gaya hidup glamor untuk memaksakan diri agar bisa tinggal di apartemen tersebut. Padahal jika dipikir secara praktis, belanja di pasar tradisional atau tinggal di perumahan yang lebih murah tidaklah ada bedanya. Hal ini juga yang menjadi dampak negatif keberadaan high rise building dari segi ekonomi. Masyarakat perkotaan yang sangat peduli dengan gaya hidup akan meninggalkan jauh-jauh kegiatan berbelanja di pasar tradisional, yang menyebabkan pasar tersebut menjadi sepi pembeli dan terjadi ketidakseimbangan ekonomi di kota tersebut. Pengusaha pengelola high rise building dan pemilik fasilitas mall di bangunan tersebut menjadi semakin kaya dengan terus meningkatnya jumlah konsumen mereka, sedangkan masyarakat menengah ke bawah yang berjualan di pasar tradisional akan menjadi semakin terpuruk dengan beralihnya pelanggan mereka untuk berbelanja ke mall. Berbicara masalah dampak negatif dari pembangunan high rise building, tentunya akan sangat banyak lagi dan tidak akan habis untuk dibicarakan.

Yang menjadi pertanyaan adalah : adakah high rise building yang memperhatikan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dan tidak hanya mementingkan urusan komersial saja?

Setiap yang bernyawa pasti akan mati, lihatlah ke bawah, kita tidak hidup sendirian.
Semoga bermanfaat.





Rumah Pencuri

RUMAH PENCURI
bersama : Galih Rengga HBSM (bruce), dan Mega Putih Iswidarti

Sebuah karya arsitektur rumah tinggal di daerah urban yang telah diikutkan dalam sebuah kompetisi desain dan untuk saat ini masih dalam proses penilaian oleh dewan juri.


Kenapa dikatakan rumah pencuri
Kalau biasanya pencuri dinilai sebagai suatu hal yang negatif atas perbuatannya yang mengambil hak orang lain, di sini kami mengubah kata pencuri menjadi sebuah konotasi positif yang diwujudkan dalam desain rumah tinggal. Melalui desain tersebut akan diperlihatkan betapa mencuri itu menjadi sebuah hal yang penting dan menguntungkan bagi manusia sebagai pengguna tempat tinggal dan lingkungan sebagai tempat yang ditinggali.



Kasus pencurian yang diterapkan dalam desain RUMAH PENCURI

mencuri-curi pandang
Memberikan pandangan keluar seluas-luasnya dari dalam ruangan untuk memasukkan suasana alam di luar ruangan. Dengan demikian ruang yang tidak terlalu luas dapat memberikan kesan lega. Solusi ini dibuat sebagai jawaban atas permasalahan perkotaan dimana harga tanah yang tinggi serta dimensinya yang terbatas.
pencurian listrik dan air
Memanfaatkan sumber energi alami sebagai alternatif sumber energi sebelumnya yang ketersediaannya semakin menipis di permukaan bumi. Langkah ini sebagai usaha untuk mengurangi beban kota dalam rangka memenuhi seluruh kebutuhan energinya.
mencuri istri & anak tetangga
Daerah perkotaan yang cenderung tidak memiliki ruang terbuka untuk interaksi sosial, mengharuskan warga memilih untuk mengunjungi mall atau tempat rekreasi lainnya. selain itu, dampak lain dari kurangnya lahan terbuka mengakibatkan kurangnya ruang bermain anak sehingga mereka beralih pada permainan-permainan yang pasif. Area taman yang luas di halaman rumah merupakan solusi untuk permasalahan tersebut. Selain sebagai public space untuk tetangga sekitar, juga merupakan taman bermain anak agar mereka dapat bergerak lebih aktif.   
mencuri ruang & waktu
Aktifitas orang di perkotaan yang selalu disibukkan oleh pekerjaan di luar rumah, mengharuskan mereka mengatur waktu di dalam rumah se-efisien mungkin. Organisasi ruang dan penzoningan yang tepat menjadi solusi untuk mempermudah aktifitas dan ruang gerak pemilik rumah sehingga terwujud efisiensi waktu di dalam rumah.

Untuk desain dan sebagainya, tunggu tanggal mainnya ya..... TO BE CONTINUED

Sabtu, 10 Maret 2012

Technopreneurship from HIMA Hajar Aswad : Waroeng Design

Tidak dapat dipungkiri lagi, dewasa ini kebutuhan masyarakat terhadap desain sangatlah tinggi. Berbagai macam kegiatan baik itu formal maupun non formal sangat membutuhkan adanya desain, yang menjadikannya suatu karakteristik dan tema dari sebuah kegiatan tersebut. Tidak hanya melalui kegiatan saja, kehidupan manusia sehari-hari pun sangat tergantung pada desain, baik itu tempat tinggal, pakaian yang dipakai, dan lain sebagainya. Apa yang dilihat manusia tiap jengkalnya adalah sebuah hasil karya desain. Desain menjadi sebuah daya tarik visual dalam setiap langkah kehidupan manusia.

Teknologi yang diciptakan manusia untuk mempermudah segala proses dalam kehidupan manusia, juga tidak bisa lepas dari desain. Di luar dari pembahasan tersebut, teknologi dalam perannya juga diciptakan untuk mempermudah proses mendesain. Sebagai contoh di dalam dunia IT, banyak sekali diciptakan software yang fungsinya untuk mendesain. Hampir semua bentuk pembuatan desain kini sudah disediakan dalam bentuk program komputer. Bahkan di dunia arsitektur sendiri kini sangat tergantung pada pengguanaan teknologi IT tersebut.

Meskipun demikan, tidak semua orang dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk menciptakan sebuah karya desain. Padahal hampir semua orang membutuhkan desain dalam kehidupannya. Maka, sebagai mahasiswa yang memiliki modal keahlian di bidang desain maupun pemanfaatan teknologinya, ingin membantu mewujudkan keinginan desain dari masyarakat luas. Sebagai bentuk pengaplikasian ilmu arsitektur yang mempertimbangkan nilai estetika, juga sebagai generasi muda yang tidak ingin ketinggalan dengan adanya perkembangan teknologi.

Waroeng Design merupakan sebuah wirausaha yang dibentuk oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur (Hajar Aswad) UIN Maliki Malang devisi Enterpreneur, memiliki tujuan utama untuk menyediakan jasa pembuatan desain yang kini sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Disamping sebagai bentuk pengaplikasian ilmu arsitektur dan desain, juga sebagai sarana belajar mahasiswa untuk mengenali dunia enterprenenur yang sesungguhnya, dimana profesionalitas sangatlah dituntut. Jadi dengan adanya bisnis advertising ini, diharapkan nantinya dapat memberikan multi manfaat baik itu kepada mahasiswa teknik arsitektur sendiri maupun kepada masyarakat luas.