Senin, 17 Februari 2014

Seminar Green Technology III: UIN Malang

PENERAPAN PRINSIP SUSTAINABLE DEVELOPMENT PADA
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN ENTERPRENEUR

Achmad Siddiq Annur1, Luluk Maslucha, M.Sc. 2, Andi Baso Mappaturi, M.T. 3
1-3Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK

Persaingan tidak sehat antar pelaku ekonomi, serta pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pelestariannya, kini menjadi permasalahan pelik di tengah masyarakat. Pendidikan yang kurang berkualitas, khususnya pendidikan moral dan agama, menjadi salah satu penyebab atas permasalahan tersebut. Oleh sebab itu, keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis agama Islam diharapkan dapat menjadi solusi atas menurunnya nilai-nilai moral dan agama pada bangsa ini. Melalui perpaduan antara pendidikan formal dan pendidikan agama pada pondok pesantren, akan memberikan pelatihan mental yang kuat untuk terbentuknya individu cerdas dan berakhlak mulia. Di samping itu, pondok pesantren dengan pembekalan kurikulum kewirausahaan pada sistem pendidikannya, dapat memberikan nilai tambah terhadap lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian, dihasilkanlah calon pengusaha yang bertanggungjawab terhadap sesama dan terhadap lingkungan, serta pelaku ekonomi yang jujur dan berkomitmen. Pondok Pesantren Enterpreneur dapat menjadi bagian dari usaha untuk mempertahankan keberlanjutan sumber daya, baik sumber daya alam maupun manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development, sebagaimana tujuan dari obyek pondok pesantren enterpreneur itu sendiri menjadi tema yang menjiwai tiap aspek perancangan obyek tersebut. Sustainable development memiliki tiga prinsip keberlanjutan, yakni: keberlanjutan lingkungan alam, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan ekonomi. Mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga penggunaannya, selalu diiringi oleh pertimbangan akan keberlanjutan tiga aspek tersebut. Melalui penerapan tema sustainable development pada perancangan pondok pesantren enterpreneur akan dihasilkan bangunan yang ramah lingkungan dan ramah terhadap masyarakat, di samping tetap memberikan investasi bagi pemilik, pengguna, serta masyarakat di sekitarnya.

Kata kunci: Pondok Pesantren Enterpreneur, Sustainable Development, Tiga Dimensi Sustainable Development

read more:

Jurnal Arsitektur Islam III: UIN Malang

KAJIAN AL QURAN MENGENAI KONSEP THREE DIMENSION SUSTAINABILITY PADA PERANCANGAN PONDOK PESANTREN ENTERPRENEUR

Achmad Siddiq Annur
Luluk Maslucha, S.T., M.Sc.
Andi Baso Mappaturi, M.T.

Abstract
          Architecture is something that is needed by people who live on the earth's surface. Similarly, the Quran, which implies also explains what can be done by humans to live on earth in balance. In designing an architecture , it is necessary a Muslim architect underlying idea of the design ideas and themes through the Koran. Boarding school with an entrepreneurial-based, is the idea that design is essentially a very obvious consideration has been contained in the Quran. The design object is something that is needed by people especially Muslims, which is already described in the Quran. Similarly, the theme of Sustainable Architecture sustainable development or that have been raised by various parties, well actually it is set in such a way in the Quran. Therefore, the assessment needs to be undertaken Quran verses that underlie the design and theme, so that can be felt the greatness and glory of God through the words of his.
Keywords:  Al Quran, Boarding School of Enterpreneur, Sustainable Architecture


Abstrak
Arsitektur merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia yang hidup di permukaan bumi. Begitu pula dengan al Quran, yang kandungannya juga menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh manusia untuk dapat hidup di bumi secara seimbang. Dalam merancang sebuah arsitektur, perlu kiranya seorang arsitek muslim melandasi ide gagasan serta tema rancangan tersebut melalui al Quran. Pondok pesantren dengan berbasis wirausaha, merupakan gagasan rancangan yang pertimbangan dasarnya sangat jelas telah terkandung di dalam al Quran. Objek rancangan tersebut merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia khususnya umat Islam, yang sebenarnya sudah dijelaskan di dalam al Quran. Begitu pula dengan tema pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Architecture yang telah dikemukakan oleh berbagai pihak, juga sebenarnya sudah diatur sedemikian rupa di dalam al Quran. Maka dari itu, perlu kiranya dilakukan pengkajian ayat-ayat al Quran yang melandasi perancangan dan tema tersebut, agar dapat dirasakan kebesaran dan kemuliaan Allah melalui firman-firman-Nya.
Kata kunci: Al Quran, Pondok Pesantren Enterpreneur, Sustainable Architecture  

read more:


1st Published Jurnal

Jurnal IPLBI 2012: ITB

KUALITAS PENCAHAYAAN ALAMI MASJID DI LINGKUNGAN PERKOTAAN PADAT PENDUDUK

Oleh: Aris Zainurrahman, Achmad Siddiq Annur, Zainul Khotob, Aulia Fikriarini M.

Sains Bangunan. Arsitektur Lingkungan. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Abstrak
         Masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam, menuntut agar memberikan kenyamanan semaksimal mungkin bagi jamaahnya hingga kenyamanan tersebut dapat menjadikan kita terasa lebih dekat dengan Allah. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi tingkat kenyamanan tersebut adalah kualitas pencahayaan. Namun tidak selamanya orang merasa nyaman ketika tubuhnya dikenai cahaya matahari. Perlu adanya batasan intensitas cahaya serta pengaturan arah dan waktu datangnya cahaya yang memberikan kenyamanan ketika diterima oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pencahayaan alami dalam masjid serta menghubungkannya dengan standar kenyamanan dalam ruang. Sebagai sample, dalam penelitian ini dipilih 3 Masjid, pengukuran kualitas pencahayaan dilakukan dengan bantuan alat luxmeter pada beberapa titik di dalam masjid. Analisis dilakukan dengan menggunakan variable: ukuran bukaan, jenis kaca pada bukaan, serta waktu. Dari hasil pengamatan didapat nilai iluminasi di tiap titik yang telah diukur, yang kemudian dibandingkan dengan standar kenyamanan pencahayaan. Dari ketiga masjid yang diamati, masing-masing memiliki beberapa titik yang memenuhi persyaratan kenyamanan pencahayaan dan beberapa titik yang tidak memenuhi syarat. Perbedaan kondisi pencahayaan dalam masjid tersebut dipengaruhi oleh posisi masjid itu sendiri terhadap bangunan lain di daerah perkotaan padat penduduk.
          Kata-kunci : pencahayaan, masjid, kenyamanan, perkotaan, luxmeter

read more/download:
https://www.academia.edu/5898752/KUALITAS_PENCAHAYAAN_ALAMI_MASJID_DI_LINGKUNGAN_PERKOTAAN_PADAT_PENDUDUK

Sabtu, 15 Februari 2014

Arya si Barong



PROFIL ARCA
Nama:
Nama Panggilan:
Kota Asal: 
Tanggal Lahir:
Usia:
Golongan Darah:
Profesi Awal:


Sifat:




Hobi:


Keahlian:


Kekuatan Arca:


Sirarya Damar
Arya
Tabanan Bali
02 Mei 1991
22 Tahun
O
Seniman junior tari tradisional Bali, Mahasiswa jurusan sastra Inggris (namun statusnya di perguran tinggi diragukan).
Memiliki sikap sosial yang tinggi namun mudah emosi dan keras kepala, tidak berpikir panjang untuk memutuskan sesuatu, ceroboh, ambisius, sangat cinta terhadap daerahnya serta kebudayaan setempat.
Menari, menabuh (Tabuh Bleganjur/alat musik tradisional),  hura-hura, mabuk-mabukan, berjudi, Metajen (adu ayam).
Kecepatan dan akurasi yang tinggi, serta memiliki gerak tubuh yang luwes, kemampuan bertarung secara fisik juga cukup baik.
Mampu menyerap energi negatif dari musuh, yang kemudian disimpan pada kristal hijau yang terdapat pada senjata serta aksesoris yang digunakan, energi tersebut kemudian ditransmisikan menjadi energi positif yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kekuatan pada senjata dan armor.











LATAR BELAKANG ARCA DAN RAKYAN
Arya berasal dari keluarga terpandang yang secara turun temurun merupakan kepala pemerintahan adat daerah Tabanan. Meskipun sistem pemerintahan sudah berubah menjadi demokrasi, namun masyarakat tetap percaya kepada keluarga Arya sebagai pemimpin adat. Pada suatu masa, pemerintahan dipimpin oleh kakak kandung Arya yaitu Wira. Arya adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia juga sangat terobsesi untuk menjadi pemimpin adat dan berharap suatu saat dapat menggantikan kakaknya. Arya sangat mencintai daerahnya, kebudayaannya, serta segala sesuatu yang menjadi karakter dari wilayah Tabanan. Ia juga berharap ketika menjadi pemimpin, ia dapat mengangkat budaya setempat ke rancah nasional hingga internasional.
Suatu saat pergantian pemerintahan pun tiba, para kandidat mencalonkan diri melalui partai masing-masing. Arya tentu tidak meninggalkan kesempatan ini. Ia bertekad meninggalakna dunia hura-hura bersama teman-temannya, dan mencoba bersikap lebih baik untuk menarik simpati masyarakat. Namun, perangai buruk yang sudah melekat pada Arya tidak dapat begitu saja dihilangkan dari penilaian masyarakat. Akhirnya, Ia pun gagal dalam pemilihan umum kepala pemerintahan adat daerah Tabanan. Pemenang dalam pemilihan umum atau yang memegang kursi pemerintahan adat daerah Tabanan berikutnya adalah Yudha yang merupakan adik kandung ketiga Arya.
Melihat hasil tersebut, Arya sangat kecewa. Ia melampiaskan kekecewaannya dengan kembali ke dunia gelapnya. Hingga pada suatu ketika ia sadar, tujuan dari cita-citanya itu. Ia menyadari bahwa menjadi pemimpin daerah bukanlah satu-satunya cara untuk mecintai daerahnya.  Ketika tidak satupun orang yang percaya padanya, ia yakin pasti ada cara lain untuk dapat mangangkat daerahnya. Pada saat itulah ia bertemu dengan Barong, sesosok rakyan berupa roh tanpa wujud yang merupakan salah satu roh pada tari tradisional Barong. Barong menawarkan kepada Arya kekuatan luar biasa sebagai arca yang bertugas melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa. Meskipun sedikit kurang percaya dengan sosok gaib tersebut, Arya pun menerima tawaran menjadi Arca. Karena Barong membutuhkan wadah agar ia dapat memiliki wujud, ia meminjam tubuh anjing peliharaan Arya sebagai tempat bernaung roh Barong.  Jadilah Arya dan Barong sepasang Arca dan Rakyan yang bertugas melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa.