PROFIL ARCA
Nama:
Nama Panggilan:
Kota Asal:
Tanggal Lahir:
Usia:
Golongan Darah:
Profesi Awal:
Sifat: Hobi: Keahlian: Kekuatan Arca: |
Sirarya Damar
Arya
Tabanan Bali
02 Mei 1991
22 Tahun
O
Seniman junior tari tradisional Bali, Mahasiswa jurusan sastra Inggris (namun statusnya di perguran tinggi diragukan).
Memiliki sikap sosial yang tinggi namun mudah emosi dan keras kepala, tidak berpikir panjang untuk memutuskan sesuatu, ceroboh, ambisius, sangat cinta terhadap daerahnya serta kebudayaan setempat.
Menari, menabuh (Tabuh Bleganjur/alat musik tradisional), hura-hura, mabuk-mabukan, berjudi, Metajen (adu ayam).
Kecepatan dan akurasi yang tinggi, serta memiliki gerak tubuh yang luwes, kemampuan bertarung secara fisik juga cukup baik.
Mampu menyerap energi negatif dari musuh, yang kemudian disimpan pada kristal hijau yang terdapat pada senjata serta aksesoris yang digunakan, energi tersebut kemudian ditransmisikan menjadi energi positif yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kekuatan pada senjata dan armor.
|
LATAR BELAKANG ARCA DAN RAKYAN
Arya berasal dari
keluarga terpandang yang secara turun temurun merupakan kepala pemerintahan
adat daerah Tabanan. Meskipun sistem pemerintahan sudah berubah menjadi
demokrasi, namun masyarakat tetap percaya kepada keluarga Arya sebagai pemimpin
adat. Pada suatu masa, pemerintahan dipimpin oleh kakak kandung Arya yaitu
Wira. Arya adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia juga sangat terobsesi
untuk menjadi pemimpin adat dan berharap suatu saat dapat menggantikan
kakaknya. Arya sangat mencintai daerahnya, kebudayaannya, serta segala sesuatu
yang menjadi karakter dari wilayah Tabanan. Ia juga berharap ketika menjadi
pemimpin, ia dapat mengangkat budaya setempat ke rancah nasional hingga
internasional.
Suatu saat pergantian
pemerintahan pun tiba, para kandidat mencalonkan diri melalui partai
masing-masing. Arya tentu tidak meninggalkan kesempatan ini. Ia bertekad meninggalakna
dunia hura-hura bersama teman-temannya, dan mencoba bersikap lebih baik untuk
menarik simpati masyarakat. Namun, perangai buruk yang sudah melekat pada Arya
tidak dapat begitu saja dihilangkan dari penilaian masyarakat. Akhirnya, Ia pun
gagal dalam pemilihan umum kepala pemerintahan adat daerah Tabanan. Pemenang
dalam pemilihan umum atau yang memegang kursi pemerintahan adat daerah Tabanan
berikutnya adalah Yudha yang merupakan adik kandung ketiga Arya.
Melihat hasil tersebut,
Arya sangat kecewa. Ia melampiaskan kekecewaannya dengan kembali ke dunia
gelapnya. Hingga pada suatu ketika ia sadar, tujuan dari cita-citanya itu. Ia
menyadari bahwa menjadi pemimpin daerah bukanlah satu-satunya cara untuk
mecintai daerahnya. Ketika tidak satupun
orang yang percaya padanya, ia yakin pasti ada cara lain untuk dapat mangangkat
daerahnya. Pada saat itulah ia bertemu dengan Barong, sesosok rakyan berupa roh
tanpa wujud yang merupakan salah satu roh pada tari tradisional Barong. Barong
menawarkan kepada Arya kekuatan luar biasa sebagai arca yang bertugas
melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa. Meskipun sedikit kurang percaya
dengan sosok gaib tersebut, Arya pun menerima tawaran menjadi Arca. Karena
Barong membutuhkan wadah agar ia dapat memiliki wujud, ia meminjam tubuh anjing
peliharaan Arya sebagai tempat bernaung roh Barong. Jadilah Arya dan Barong sepasang Arca dan
Rakyan yang bertugas melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar