Trust me i'm not an architect
Berisi tentang informasi tidak penting mengenai arsitektur, portofolio dan lain2..
Kamis, 11 September 2014
PETTO (The Little babi
Ngepet)
Profil :
Nama Karakter : Petto
Nama Karakter Versi
Manusia : Julianto
Asal :
Suatu desa antah-berantah di kawasan Yogyakarta
Tanggal lahir : 07
Juli 1997
Usia :
17 Tahun
Golongan Darah : O
Sifat Dasar :
Lugu, pendiam, murah hati, pemurung
Cerita:
Yulianto,
seorang remaja polos dan baik hati yang hidup dalam kesengsaraan ekonomi
bersama keluarga satu-satunya yaitu sang paman yang bernama Dayat. Suatu ketika
ia terpaksa melakukan ritual pesugihan babi ngepet untuk memenuhi biaya
pengobatan pamannya yang mengalami kecelakaan. Yulianto sebenarnya memiliki
hati yang bersih dan jujur, sehingga tidak mungkin ia melakukan ritual jahat
tersebut. Namun atas bujukan dari Ki Robert sang dukun jahat, akhirnya ia melakukannya
juga. Ki Robert menawarkan sistem bagi hasil atas keberhasilan misi hitam
tersebut dengan Ki Robert sendiri yang menjadi penjaga lilinnya. Misi ini pun
sukses dengan hasil puluhan juta rupiah. Biaya pengobatan Paman Dayat pun
berhasil dilunasi.
Atas
kesuksesan misi pertama, Yulianto terpikat untuk melakukannya lagi. Berulang
kali ia melakukannya tanpa menyadari bahwa ritual tersebut juga memakan tumbal.
Paman Dayat sebagai keluarganya satu-satunya menjadi tumbal atas perbuatannya,
namun Yulianto tidak mengetahui kabar duka tersebut karena terlalu fokus
melakukan ritual pesugihan. Maliq, sesosok malaikat putih sangat geram dengan
perbuatan sesat yang dilakukan Yulianto. Maliq menyadari masih ada secercah
cahaya kebaikan dalam hati Yulianto, hingga ia berinisiatif untuk memberi
peringatan kepada Yulianto. Pada ritual yang kesekian kalinya, dengan kekuatan
magisnya, Maliq mengganti lilin yang digunakan pada ritual tersebut dengan
lilin ajaib yang apinya tidak dapat mati secara normal. Hal tersebut tidak
disadari oleh Ki Robert karena di luar batas kekuatannya. Kebetulan juga dalam
misi itu, Yulianto mendapati kesulitan dan hampir ketahuan oleh pemilik rumah.
Ia menyatroni rumah Ki Asropet yang juga memiliki kesaktian sebagai dukun,
namun keahlian itu digunakan untuk membasmi para pelaku pesugihan. Spontan Ki
Robert mencoba menyelamatkan Yulianto dengan meniup lilinnya. Namun karena
lilin tersebut bukan lilin biasa, sehingga tidak dapat mati meski tertiup
angin. Ki Robert pun ketakutan dan meninggalkan tempat ritual tersebut dengan
meninggalkan lilin yang tetap menyala. Sementara itu, Yulianto yang terjebak
dalam bentuk babinya karena lilin yang tidak dapat mati tertangkap oleh Ki
Asropet yang dibantu cucunya Lissa yang juga memiliki kemampuan sebagai devil
hunter. Ki Asropet dan Lissa pun menelusuri tempat ritual pesugihan tersebut,
namun yang ditemukan hanya lilin yang tetap menyala. Lilin tersebut kemudian
dibawa dan dikembalikan kepada Yulianto yang sedang berada di dalam kurungan.
Yulianto pun tidak bisa mematikan apinya. Ki Asropet dan cucunya pun tidak
mengetahui dengan pasti lilin jenis apakah itu. Yulianto pun terkurung beberapa
hari dalam wujud babinya dan hanya ditemani lilin yang tetap menyala. Ia berada
dalam kenestapaan yang paling dalam. Penyesalan yang amat dalam telah
dialaminya dan ia pun tidak tahu apa yang harus ia lakukan kemudian.
Ki
Asropet mencoba mengintrogasi Yulianto, namun Yulianto sama sekali tidak berani
angkat bicara. Kebetulan juga ternyata Lissa cucu Ki Asropet, ialah teman masa
kecil Yulianto, sehingga ia malu untuk mengakui siapa dirinya sebenarnya.
Hingga pada suatu hari ia mendapati seekor tikus tua yang rapuh masuk ke dalam
kurungannya. Tikus itu terluka dan kelaparan. Yulianto pun merasa iba pada
tikus tersebut dan mecoba menolongnya. Ia membagi jatah makan satu-satunya pada
hari itu kepada si tikus, dan merobek sedikit pakaiannya untuk membalut luka
kaki tikus tersebut. Tikus pun baikan, dan keajaiban pun terjadi. Yulianto
melihat lilinnya menjadi lebih pendek sekitar 5 mm. Akhirnya ia menyadari bahwa
perbuatan baik yang dilakukannya dapat membuat lilin ajaib tersebut semakin
pendek, dan tidak menutup kemungkinan apinya pun akan mati ketika lilinnya
habis. Setelah kejadian tersebut, ia baru berani berbicara kepada Ki Asropet,
dan ia memperkenalkan diri dengan nama Petto. Ia pun memohon kepada Ki Asropet
untuk kebebasannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ki Asropet tidak
begitu saja melepasnya, ia ingin Petto bekerja untuknya. Petto menyetujuinya,
namun ia meminta izin kepada Ki Asropet untuk mendatangi pamannya. Ki Asropet
tidak menyetujui permintaan tersebut dengan berkata “Jika ia keluargamu
satu-satunya ia sudah tidak ada”. Petto tidak menyadari perbuatan buruknya
membutuhkan tumbal, dan ia tidak mempercayai perkataan Ki Asropet. Petto tetap
bersikeras untuk pergi menemui pamannya sekadar mengetahui kabarnya. Ia pun
kabur dari rumah Ki Asropet dan mendapati pamannya memang sudah tiada. Petto
semakin menyesal bukan main, dia baru menyadari bahwa pamannya telah menjadi
tumbal atas perbuatannya. Petto pun semakin putus asa dan berniat mengakhiri
hidupnya yang sengsara.
Ketika
Petto mencoba mengakhiri hidupnya dengan terjun dari tebing setinggi 70 meter,
Lissa menyelamatkannya atas perintah Ki Asropet. Petto pun kembali berada di
dalam kurungan dan bernegosiasi kepada Ki Asropet. Sesuai janji, Petto akan
bekerja untuk Ki Asropet. Pekerjaan yang diberikan oleh Ki Asropet tidak pernah
terbayangkan oleh Petto sama sekali. Petto diminta untuk membantu Lissa dalam
membasmi siluman-siluman hasil dari ritual pesugihan yang marak terjadi di
desanya. Selama ini Lissa memang selalu gagal dalam misinya. Maka dari itu,
keberadaan Petto diharapkan dapat membantu Lissa menumpas kejahatan mistis yang
terjadi di desa tersebut. Jadilah mereka berdua sepasang penumpas siluman
pesugihan, meskipun Lissa sedikit kurang senang dengan keputusan kakeknya
tersebut.
Dalam misi pertamanya, Petto tidak dibekali
senjata apapun, sementara Lissa tetap dengan senjata cambuk sakti
kesayangannya. Petto hanya disarankan oleh Ki Asropet untuk membawa lilin
ajaibnya. Benar perkiraan Ki Asropet, ternyata api dari lilin ajaib milik Petto
dapat berubah menjadi senjata apapun yang Petto inginkan. Api dari lilin
tersebut dapat menjadi cambuk dengan kobaran api, atau bilah pedang api, dan
lain sebagainya. Dari sini lah dimulai kisah Petto dan partnernya Lissa sebagai
devil hunter dalam memberantas kejahatan pesugihan.
Senin, 17 Februari 2014
Seminar Green Technology III: UIN Malang
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN ENTERPRENEUR
Achmad Siddiq Annur1, Luluk
Maslucha, M.Sc. 2, Andi Baso Mappaturi, M.T. 3
1-3Jurusan
Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
e-mail:
aansiddiq@gmail.com
ABSTRAK
Persaingan tidak sehat antar pelaku ekonomi, serta pemanfaatan sumber
daya alam yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pelestariannya, kini menjadi
permasalahan pelik di tengah masyarakat. Pendidikan yang kurang berkualitas,
khususnya pendidikan moral dan agama, menjadi salah satu penyebab atas permasalahan
tersebut. Oleh sebab itu, keberadaan Pondok Pesantren sebagai lembaga
pendidikan berbasis agama Islam diharapkan dapat menjadi solusi atas menurunnya
nilai-nilai moral dan agama pada bangsa ini. Melalui perpaduan antara
pendidikan formal dan pendidikan agama pada pondok pesantren, akan memberikan
pelatihan mental yang kuat untuk terbentuknya individu cerdas dan berakhlak
mulia. Di samping itu, pondok pesantren dengan pembekalan kurikulum
kewirausahaan pada sistem pendidikannya, dapat memberikan nilai tambah terhadap
lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian, dihasilkanlah calon pengusaha
yang bertanggungjawab terhadap sesama dan terhadap lingkungan, serta pelaku
ekonomi yang jujur dan berkomitmen. Pondok Pesantren Enterpreneur dapat menjadi bagian dari usaha untuk mempertahankan
keberlanjutan sumber daya, baik sumber daya alam maupun manusia.
Pembangunan yang berkelanjutan atau yang dikenal dengan sustainable development, sebagaimana tujuan dari obyek pondok pesantren enterpreneur itu sendiri menjadi tema
yang menjiwai tiap aspek perancangan obyek tersebut. Sustainable development
memiliki tiga prinsip keberlanjutan, yakni: keberlanjutan lingkungan alam,
keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan ekonomi. Mulai dari tahap perencanaan,
pembangunan, hingga penggunaannya, selalu diiringi oleh pertimbangan akan
keberlanjutan tiga aspek tersebut. Melalui penerapan tema sustainable development
pada perancangan pondok pesantren enterpreneur
akan dihasilkan bangunan yang ramah lingkungan dan ramah terhadap masyarakat,
di samping tetap memberikan investasi bagi pemilik, pengguna, serta masyarakat
di sekitarnya.
Kata kunci: Pondok Pesantren Enterpreneur, Sustainable Development,
Tiga Dimensi Sustainable Development
read more:
Jurnal Arsitektur Islam III: UIN Malang
KAJIAN AL
QURAN MENGENAI KONSEP THREE DIMENSION
SUSTAINABILITY PADA PERANCANGAN PONDOK PESANTREN ENTERPRENEUR
Achmad Siddiq Annur
|
Luluk Maslucha, S.T., M.Sc.
Andi Baso
Mappaturi, M.T.
|
Abstract
Architecture is something that is needed by people who
live on the earth's surface. Similarly, the Quran, which implies also explains
what can be done by humans to live on earth in balance. In designing an architecture
, it is necessary a Muslim architect underlying idea of the design ideas and
themes through the Koran. Boarding school with an entrepreneurial-based, is the
idea that design is essentially a very obvious consideration has been contained
in the Quran. The design object is something that is needed by people
especially Muslims, which is already described in the Quran. Similarly, the
theme of Sustainable Architecture sustainable development or that have been
raised by various parties, well actually it is set in such a way in the Quran.
Therefore, the assessment needs to be undertaken Quran verses that underlie the
design and theme, so that can be felt the greatness and glory of God through
the words of his.
Keywords: Al Quran, Boarding School of Enterpreneur,
Sustainable Architecture
Abstrak
Arsitektur merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia yang hidup di permukaan bumi. Begitu pula dengan al Quran, yang
kandungannya juga menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh manusia untuk
dapat hidup di bumi secara seimbang. Dalam merancang sebuah arsitektur, perlu
kiranya seorang arsitek muslim melandasi ide gagasan serta tema rancangan
tersebut melalui al Quran. Pondok pesantren dengan berbasis wirausaha,
merupakan gagasan rancangan yang pertimbangan dasarnya sangat jelas telah
terkandung di dalam al Quran. Objek rancangan tersebut merupakan sesuatu yang
sangat dibutuhkan oleh manusia khususnya umat Islam, yang sebenarnya sudah
dijelaskan di dalam al Quran. Begitu pula dengan tema pembangunan berkelanjutan
atau Sustainable Architecture yang
telah dikemukakan oleh berbagai pihak, juga sebenarnya sudah diatur sedemikian
rupa di dalam al Quran. Maka dari itu, perlu kiranya dilakukan pengkajian
ayat-ayat al Quran yang melandasi perancangan dan tema tersebut, agar dapat
dirasakan kebesaran dan kemuliaan Allah melalui firman-firman-Nya.
Kata kunci: Al Quran,
Pondok Pesantren Enterpreneur, Sustainable Architecture
read more:
1st Published Jurnal
Jurnal IPLBI 2012: ITB
KUALITAS PENCAHAYAAN ALAMI MASJID DI LINGKUNGAN PERKOTAAN PADAT PENDUDUK
Oleh: Aris Zainurrahman, Achmad Siddiq Annur, Zainul Khotob, Aulia Fikriarini M.
Sains Bangunan. Arsitektur Lingkungan. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Abstrak
read more/download:
https://www.academia.edu/5898752/KUALITAS_PENCAHAYAAN_ALAMI_MASJID_DI_LINGKUNGAN_PERKOTAAN_PADAT_PENDUDUK
KUALITAS PENCAHAYAAN ALAMI MASJID DI LINGKUNGAN PERKOTAAN PADAT PENDUDUK
Oleh: Aris Zainurrahman, Achmad Siddiq Annur, Zainul Khotob, Aulia Fikriarini M.
Sains Bangunan. Arsitektur Lingkungan. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Abstrak
Masjid sebagai tempat peribadatan umat Islam, menuntut agar memberikan kenyamanan semaksimal mungkin bagi jamaahnya hingga kenyamanan tersebut dapat menjadikan kita terasa lebih dekat dengan Allah. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi tingkat kenyamanan tersebut adalah kualitas pencahayaan. Namun tidak selamanya orang merasa nyaman ketika tubuhnya dikenai cahaya matahari. Perlu adanya batasan intensitas cahaya serta pengaturan arah dan waktu datangnya cahaya yang memberikan kenyamanan ketika diterima oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pencahayaan alami dalam masjid serta menghubungkannya dengan standar kenyamanan dalam ruang. Sebagai sample, dalam penelitian ini dipilih 3 Masjid, pengukuran kualitas pencahayaan dilakukan dengan bantuan alat luxmeter pada beberapa titik di dalam masjid. Analisis dilakukan dengan menggunakan variable: ukuran bukaan, jenis kaca pada bukaan, serta waktu. Dari hasil pengamatan didapat nilai iluminasi di tiap titik yang telah diukur, yang kemudian dibandingkan dengan standar kenyamanan pencahayaan. Dari ketiga masjid yang diamati, masing-masing memiliki beberapa titik yang memenuhi persyaratan kenyamanan pencahayaan dan beberapa titik yang tidak memenuhi syarat. Perbedaan kondisi pencahayaan dalam masjid tersebut dipengaruhi oleh posisi masjid itu sendiri terhadap bangunan lain di daerah perkotaan padat penduduk.
Kata-kunci : pencahayaan, masjid, kenyamanan, perkotaan, luxmeterread more/download:
https://www.academia.edu/5898752/KUALITAS_PENCAHAYAAN_ALAMI_MASJID_DI_LINGKUNGAN_PERKOTAAN_PADAT_PENDUDUK
Sabtu, 15 Februari 2014
Arya si Barong
PROFIL ARCA
Nama:
Nama Panggilan:
Kota Asal:
Tanggal Lahir:
Usia:
Golongan Darah:
Profesi Awal:
Sifat: Hobi: Keahlian: Kekuatan Arca: |
Sirarya Damar
Arya
Tabanan Bali
02 Mei 1991
22 Tahun
O
Seniman junior tari tradisional Bali, Mahasiswa jurusan sastra Inggris (namun statusnya di perguran tinggi diragukan).
Memiliki sikap sosial yang tinggi namun mudah emosi dan keras kepala, tidak berpikir panjang untuk memutuskan sesuatu, ceroboh, ambisius, sangat cinta terhadap daerahnya serta kebudayaan setempat.
Menari, menabuh (Tabuh Bleganjur/alat musik tradisional), hura-hura, mabuk-mabukan, berjudi, Metajen (adu ayam).
Kecepatan dan akurasi yang tinggi, serta memiliki gerak tubuh yang luwes, kemampuan bertarung secara fisik juga cukup baik.
Mampu menyerap energi negatif dari musuh, yang kemudian disimpan pada kristal hijau yang terdapat pada senjata serta aksesoris yang digunakan, energi tersebut kemudian ditransmisikan menjadi energi positif yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kekuatan pada senjata dan armor.
|
LATAR BELAKANG ARCA DAN RAKYAN
Arya berasal dari
keluarga terpandang yang secara turun temurun merupakan kepala pemerintahan
adat daerah Tabanan. Meskipun sistem pemerintahan sudah berubah menjadi
demokrasi, namun masyarakat tetap percaya kepada keluarga Arya sebagai pemimpin
adat. Pada suatu masa, pemerintahan dipimpin oleh kakak kandung Arya yaitu
Wira. Arya adalah anak kedua dari enam bersaudara. Ia juga sangat terobsesi
untuk menjadi pemimpin adat dan berharap suatu saat dapat menggantikan
kakaknya. Arya sangat mencintai daerahnya, kebudayaannya, serta segala sesuatu
yang menjadi karakter dari wilayah Tabanan. Ia juga berharap ketika menjadi
pemimpin, ia dapat mengangkat budaya setempat ke rancah nasional hingga
internasional.
Suatu saat pergantian
pemerintahan pun tiba, para kandidat mencalonkan diri melalui partai
masing-masing. Arya tentu tidak meninggalkan kesempatan ini. Ia bertekad meninggalakna
dunia hura-hura bersama teman-temannya, dan mencoba bersikap lebih baik untuk
menarik simpati masyarakat. Namun, perangai buruk yang sudah melekat pada Arya
tidak dapat begitu saja dihilangkan dari penilaian masyarakat. Akhirnya, Ia pun
gagal dalam pemilihan umum kepala pemerintahan adat daerah Tabanan. Pemenang
dalam pemilihan umum atau yang memegang kursi pemerintahan adat daerah Tabanan
berikutnya adalah Yudha yang merupakan adik kandung ketiga Arya.
Melihat hasil tersebut,
Arya sangat kecewa. Ia melampiaskan kekecewaannya dengan kembali ke dunia
gelapnya. Hingga pada suatu ketika ia sadar, tujuan dari cita-citanya itu. Ia
menyadari bahwa menjadi pemimpin daerah bukanlah satu-satunya cara untuk
mecintai daerahnya. Ketika tidak satupun
orang yang percaya padanya, ia yakin pasti ada cara lain untuk dapat mangangkat
daerahnya. Pada saat itulah ia bertemu dengan Barong, sesosok rakyan berupa roh
tanpa wujud yang merupakan salah satu roh pada tari tradisional Barong. Barong
menawarkan kepada Arya kekuatan luar biasa sebagai arca yang bertugas
melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa. Meskipun sedikit kurang percaya
dengan sosok gaib tersebut, Arya pun menerima tawaran menjadi Arca. Karena
Barong membutuhkan wadah agar ia dapat memiliki wujud, ia meminjam tubuh anjing
peliharaan Arya sebagai tempat bernaung roh Barong. Jadilah Arya dan Barong sepasang Arca dan
Rakyan yang bertugas melindungi daerah Tabanan dari gangguan Yaksa.
Langganan:
Postingan (Atom)